Fan Habits

Tadi malam, bela-belain bangun jam 2 buat nonton Liga Champions, Bayern Munich vs Barcelona, eh kalah 4-0. Tapi justru kekalahan itulah yang membuat tulisan ini memang tepat diposting sekarang.

[PROLOG] [bagi yang malas, skip aja bagian ini]
Saya masih ingat, antara akhir 2010 atau awal 2011 merupakan pertama kalinya saya mulai menyukai sepakbola, berawal dari punya laptop untuk pertama kalinya, saya punya keinginan untuk menginstall game di laptop, setelah bosan dengan NFS, akhirnya saya mencoba terjun ke ranah PES, seru juga!. Dulu waktu SMA saya sering sekali mencibir teman-teman yang suka sepakbola, mereka rela bangun malem-malem buat nonton klub kesayangannya, mereka sedih saat klubnya kalah, dan senang kegirangan saat menang, padahal mereka ga dibayar sedikitpun untuk itu, perang di kelas, perang di dunia maya, saat itu saya berpikiran apa yang mereka lakukan merupakan hala yang konyol. Tapi setelah saya mulai terjun ke dalam saya akhirnya tahu apa yang mereka alami, inilah hidup apa yang benci belum tentu selamanya anda benci (cieee..).

Tentang alasan kenapa saya suka Barcelona, penyebabnya awalnya sederhana, bajunya ! haha. Saat masih beradaptasi dengan PES, teman saya Fajri Rahman Ghazali (maaf klo ejaannya salah) menyarankan saya menggunakan Real Madrid atau Barcelona, karena (katanya saat itu) kedua klub itu merupakan klub hebat dan punya pemain terhebat (U know Who). saya belum tahu saa itu kalo Barcelona sedang dalam performa puncak, yang jelas saya suka jersey mereka saat itu (hingga kini). Setelah Browsing, baca-baca berita, saya semakin suka dengan klub yang satu ini, cara bermainnya yang khas, dan para pemainya yang brilian, dan tentunya sedang naik daun. Kemudian saya mencoba menonton pertandingan Live-nya, dan akhirnya saya tetapkan hati saya,haha. Mungkin orang-orang akan menyebut saya fans karbitan, terserahlah yang pasti mana ada orang yang pertama kenal sepakbola langsung ngefan sama klub yang hampir terdegradasi,haha. Sebenarnya saya menolak untuk disebut fanatik, bahkan disebut fans-pun saya masih ragu, saya lebih suka menggunakan kta 'penikmat', karena jika gaya permainan mereka sudah berubah, mungkin saya akan meninggalkannya, entahlah apa yang akan terjadi kedepan, yang pasti sekarang saya masih menjadi penikmat gaya permain mereka.
[END of PROLOG]

Saya tidak akan panjang lebar membahas jalannya pertandingan tadi malam, analisa, bla bla, jelas Barcelona bermain buruk dan Munich bermain baik.titik. Yang akan saya bahas lebih kepada kebiasaan fan-fan di Indonesia, bahkan di dunia, hingga pemain dan pelatihnya sendiri. Sebenarnya saya ingin membahas hal ini sejak masa lalu, namun akan terlihat subjektif jika saya membahas ini saat Barca menang, dan sekarang saat Barca terperosok, saya rasa timingnya saat tepat.

Bagi orang-orang yang suka menonton bola sambil buka twitter, buka fb, ngtweet, pasang status, hingga smsan, akan mengerti bahasan saya berikut, kebiasaan tersebut diantaranya :
Saat timnya kalah :
  1. Menyalahkan wasit, gol offside, pinalti ga dianggap, bayar UEFA, dll
  2. Jika tidak berhasil mencari kesalahan wasit, ia akan bilang, klubnya lebih superior, hanya saja kurang beruntung.
  3. Ada yang dengan ikhlas menerima kekalahan, entah karena memang mengakui kehebatan lawan, entah kehabisan alesan.
  4. setelah pertandingan, berat buka twitter, berat buka berita bola, jika berani itu pun mencari-cari judul yang kira-kira dapat menghibur, biasanya jika ada berita yang berkaitan dengan dua poin pertama
  5. berusaha membela dengan bilang, "selamat deh buat fans karbitan"
Saat timnya menang :
  1. Akan me-retweet setiap kicauan yang menjelek2an lawan.
  2. Mencibir tweet yang kalah dengan bilang, wasit jadi alesan, kalah ya kalah aja.
  3. Jika wasit melakukan kesalahan, ia akan bilang,"wasit juga manusia, ga sempurna." Atau "uda tepat ko keputusan wasit"
  4. Ia akan bilang buat apa superior kalo kalah, yang penting menang
  5. Langsung baca berita-berita bola dengan semangat kemenangan.
  6. belum puas, ia akan bilang, "rasain tuh fans karbitan !"
Yang membuat saya sedikit mengerutkan dahi adalah, mereka akan melakukan poin-poin diatas, saat timnya kalah ataupun menang, sadar ataupun tidak sadar, padahal keduanya bertolak belakang. Saat timnya kalah, mereka akan (pura-pura) lupa apa yang mereka katakan ketika timnya menang, dan saat timnya menang mereka akan (pura-pura) lupa apa yang mereka katakan ketika timnya kalah. dan yang kadang membuat saya tersenyum heran adalah kadang di media ada pemberitaan yang dikutip dari pemain atau pelatih, yang tidak jauh beda dengan kebiasaan fan-fan diatas.

Ya apapun itu, saya menyimpulkan sifat egois merupakan sifat dasar manusia, ia akan berusaha mencari pembenaran untuk setiap pikiran dan tindakannya, juga orang-orang yang didukungnya, hanya beberapa orang yang berani keluar dari itu dan mencoba berpikir objektif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Melihat Password yang tersimpan di Toad For Oracle

Ibu Rumah Tangga