S.H.
Beberapa menit berpikir sebelum mau nulis, ko rasa-rasanya bingung ya menggunakan kata ganti orang pertama yang tepat, setelah dipostingan akhir-akhir mengubah dari 'gue' menjadi 'saya', sekarang jadi ngerasa kurang nyaman ya menggunakan kata seformal itu. Sedang menimbang-nimbang apakah menggunakan kata 'aku' ? entahlah, ko rasanya ga ada bedanya dengan kata 'ekye', ato menggunakan kata 'aing' ? oh, itu bahasa yang kasar, kaula, abdi, urang, ahh makin absurd.
Setelah terlalu lama berpikir, tiba-tiba muncul ide baru, 'penulis' ! ya, sepertinya kata itu cocok, siapa tahu jalan hidup mengarah kesana.
Akhir-akhir ini penulis sedang sibuk mengerjakan Proyek Akhir, sebenarnya matakuliah wajib biasa sih, yang cuma 3 sks, ga ada bedanya dengan matakuliah wajib lain yang jumlah sks nya sama, yg klo ga lulus matakuliahnya ga lulus juga kuliahnya, mungkin karena pardigma yang ada disekitar, menyebabkan matakuliah ini menjadi lebih di-'istimewa'kan,
Ah, sudahlah, ga ada untungnya mengoceh tentang PA disini. Sebenarnya yang membuat hati penulis tergerak untuk kembali teriak-teriak di blog adalah, kegiatan penulis beberapa hari kebelakang -di luar pengerjaan PA tentunya. Apa itu ? Sherlock !
Ya Sherlock Holmes, seorang yang ga pernah ada, tapi ga pernah mati, sebuah karakter yang diciptakan oleh Sir Arthur Conan Doyle sekitar abad 18 hingga 19, keterangan lengkap silahkan kunjungi Google, penulis tidak ada niatan untuk menulis apa dan siapa itu Sherlock. Penulis anggap pembaca minimal pernah mendengar siapa itu Sherlock.
Pada tulisan kali ini, penulis akan membahas tiga versi film tentang Sherlock, yang difilmkan beberapa tahun terakhir. Sebenarnya banyak sekali versinya, namun karena keterbatasan kemauan penulis menggali kesemua versi tersebut, akhirnya penulis memilih untuk membahas tiga versi saja yang sudah/ sedang penulis tonton akhir-akhir ini, ketiga film itu ialah :
- Versi layar lebar Sherlock Holmes tahun 2009 dan A Game of Shadows tahun 2011
- Versi Serial TV BBC Season 1 tahun 2010, Season 2 tahun 2012, dan rencana akan rilis juga Season 3 akhir 2013, serta
- Versi Serial TV CBS Elementary Season 1 tahun 2012 sampai sekarang.
Penulis akan mencoba membandingkan ketiga film tersebut dari sudut pandang penulis, dengan berpatokan pada tulisan-tulisan karya Sir Arthur C Doyle yang beberapa diantaranya sudah pernah penulis baca.
Pertama versi layar lebar, sosok Sherlock diperankan oleh 'Iron Man' yaitu Robert Downey Jr. dan Dr. Watson oleh Jude Law. Para penggemar yang mengetahui dengan dalam mengenai Sherlock mungkin agak kecewa dengan film ini, sebab fisik Sherlock yang oleh om Doyle digambarkan tinggi kurus tidak terlihat pada film tersebut, banyak yang bilang kak Robert lebih cocok menjadi Iron Man daripada jadi seorang Sherlock, selain fisik, dalam film tersebut Sherlock terlihat cerewet dan terlalu banyak berbicara, padahal di cerita-cerita yang penulis baca, Holmes jarang sekali mengatakan sesuatu yang tidak penting, apa yang keluar dari mulutnya memang harus dia ucapkan, kekecawaan lainnya dari film ini adalah terlalu banyaknya pertarungan fisik yang dilakukan oleh Sherlock, adegan di ring tinju, di tempat peramal, hingga pertarungan fisik dengan Moriarty, padahal di novel dan cerita-cerita pendeknya, Holmes jarang sekali bertarung fisik, dia lebih menonjolkan kecerdasan pikirannya meski tidak dipungkiri fisiknya memang kuat. Tapi dari segi pembuatan film, film ini memang paling terlihat 'bermodal' dari kedua versi lainnya, mungkin karena film ini memang dibuat untuk layar lebar, actionnya bagus, efeknya keren, adegan-adegannya pun menegangkan, bagi penonton yang belum membaca cerita-ceritanya mungkin akan menilai film ini dengan sangat bagus. Memang, jika tanpa membandingkan dengan karakter aslinya film ini seolah tanpa cacat.
Kedua Serial TV versi BBC. Bagi penulis, diantara ketiga versi, versi ini yang paling baik menggambarkan sosok Sherlock: tinggi, kurus, cuek, dingin, tidak peduli pendapat dan perasaan orang lain, egois, cerdas, keras kepala, setiap kata yang dibicarakannya terlihat amat penting dan langsung ke intinya sehingga membuat orang disekitarnya kebingungan, Benedict Cumberbatch berhasil menjadi seorang Sherlock masa kini. Yang paling penulis sukai dari Sherlock di film ini adalah gaya bicaranya, singkat dan tegas, sedangkan yang sedikit mengecewakan dari film ini bagi penulis adalah sosok Moriarty, sulit sekali menggambarkan bagaimana sosk Moriarty di film ini dalam tulisan. Tapi itu hanya pendapat subjektif penulis, secara keseluruhan, dari ketiga versi, film ini yang paling baik mengadapatasi novel Sherlock, hampir tidak ada kekurangan, tinggal kita tunggu Season tiganya yang rencananya akan rilis bulan-bulan akhir tahun ini.
Yang terakhir adalah Serial TV versi CBS yang saat penulis menulis tulisan ini masih penulis tonton hingga episode 7, kalo tidak salah film ini ditayangkan oleh stasiun televisi Amerika, mungkin sengaja dibuat sebagai tandingan dari BBC, entahlah. Dari dua film sebelumnya , ini yang paling mengecewakan dari segi penokohan, Sherlock yang bertato dan mantan pecandu, Watson yang disini diceritakan sebagai seorang wanita dan Kapten Gregson (polisi NYPD) yang terlalu menuruti setiap kata dari Sherlock. Sebagai informasi singkat, di novel dan cerpennya, Sherlock jarang sekali berhubungan dengan kepolisian, kalopun menghubungi, biasanya susah sekali detektif lain atau polisi lain untuk mempercayai perkataan Sherlock pada awalnya, dan di film ini, banyak sekali adegan yang dibuat diruang interogasi polisi, dan Kapten Gregson pun dengan mudah percaya dengan setiap pemikiran Sherlock. Singkatnya, penulis tidak melihat ada niatan dari sang sutradara untuk mengadaptasi film ini dari novel aslinya, film ini terlihat hanya menjual nama besar Sherlock, penokohan-penokohan yang dibuat mirip, meski sebenarnya berbeda. Satu hal yang membuat penulis merekomendasikan untuk menonton film ini adalah ceritanya, susah ditebak, membuat penasaran, dan menunjukkan kehebatan seorang Sherlock Holmes, dari segi cerita film ini tidak kalah dengan dua film sebelumnya.
Setelah merasa kelelahan dan melihat jam ternyata tanpa sadar habis sekitar satu setengah jaman buat ngetik tulisan ini. Udah dulu ah, mungkin tulisan-tulisan diatas masih bingung untuk dimengerti, satu-satunya untuk mengerti tulisan diatas adalah dengan membaca novel beserta cerpen-cerpennya, lalu menonton semua film diatas.
Komentar