Masakan Ibu lebih enak dari masakan Istri ?
Ibu dan Istri merupakan dua orang wanita paling berarti dalam hidup laki-laki, yg satu membesarkan kita sejak lahir, satunya lagi menemani kita hingga akhir hayat (aamiin..). Dua-dua nya hebat, keduanya luar biasa, salah satu kehebatan mereka adalah masakannya. Namun, ada satu hal yang mengganjal dipikiran saya ketika membicarakan masakan mereka, apakah betul masakan Ibu selalu lebih enak dari masakan Istri ?
Bertahun-tahun saya merantau, ketika pulang salah satu yang ditunggu adalah masakan Ibu, apapun menunya. Sekarang, karena ada kondisi yang mengharuskan saya tinggal dirumah beberapa bulan, saya jadi lebih jernih dalam menilai hal ini. Saya menilai setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan kita, sebagai laki-laki merasa masakan Ibu lebih enak
1. Jarang
Sebagai perantau, saya merasakan sekali hal ini. Bayangkan Anda punya menu favorit di restoran mahal, tentu setiap kali makan Anda akan merasakan kenikmatan tiada tara. Sebetulnya, bukan menu nya yang istimewa, tapi jarangnya. Saya yakin, jika tiap hari Anda makan masakan itu, keistimewaan itu akan hilang, bahkan berubah jadi bosan. Itulah yang terjadi pada masakan Ibu, kita jarang menemukannya. Vice versa, masakan istri pun, kalau jarang kita temui, saya yakin akan merasakan hal yang sama
2. Masa Kecil
Setelah ASI, masakan pertama yang masuk ke mulut kita adalah masakan Ibu. Saat itu, kita tidak tahu seperti apa itu makanan enak, seperti makanan yang benar cara masaknya, yang betul rasanya, pokoknya yang dikasih Ibu itu yang dimakan. Tanpa ada pembanding, otak kita membenarkan, bahwa maskan itu selalu benar, yang lain salah. Otak kita jadi punya standar sendiri tentang makanan, yang tidak mirip dengan masakan Ibu, pasti tidak enak. Opor ayam buatan Ibu saya, yang waktu kecil jadi salah satu menu favorit (disebut favorit karena jarang saja, sesuai poin satu), setelah saya merantau, akhirnya saya tahu kalau opor yang asli itu bukan begitu rasanya, tapi tetap saja Opor Ibu saya tidak kalah enak dengan opor sesungguhnya.
Jadi, sugesti belakalah jikita masih merasakan masakan Ibu lebih enak. Hargailah masakan Istri dan berhenti membandingkan masakan keduanya. Keduanya didasari oleh keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi orang terkasih.
Untuk para istri, tidak usah berkecil hati, jika Anda merasa suami Anda kurang menghargai jerih payah Anda, dia hanya tidak sadar saja, toh Anda juga akan menjadi Ibu, yang masakannya dirindukkan oleh anak-anak Anda kelak
Untuk para Ibu, semoga selalu kuat, sehat, dan bahagia meskipun anak-anak Anda sudah tidak membersamai Anda lagi. Doakan kami agar selalu mampu berbakti
Bertahun-tahun saya merantau, ketika pulang salah satu yang ditunggu adalah masakan Ibu, apapun menunya. Sekarang, karena ada kondisi yang mengharuskan saya tinggal dirumah beberapa bulan, saya jadi lebih jernih dalam menilai hal ini. Saya menilai setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan kita, sebagai laki-laki merasa masakan Ibu lebih enak
1. Jarang
Sebagai perantau, saya merasakan sekali hal ini. Bayangkan Anda punya menu favorit di restoran mahal, tentu setiap kali makan Anda akan merasakan kenikmatan tiada tara. Sebetulnya, bukan menu nya yang istimewa, tapi jarangnya. Saya yakin, jika tiap hari Anda makan masakan itu, keistimewaan itu akan hilang, bahkan berubah jadi bosan. Itulah yang terjadi pada masakan Ibu, kita jarang menemukannya. Vice versa, masakan istri pun, kalau jarang kita temui, saya yakin akan merasakan hal yang sama
2. Masa Kecil
Setelah ASI, masakan pertama yang masuk ke mulut kita adalah masakan Ibu. Saat itu, kita tidak tahu seperti apa itu makanan enak, seperti makanan yang benar cara masaknya, yang betul rasanya, pokoknya yang dikasih Ibu itu yang dimakan. Tanpa ada pembanding, otak kita membenarkan, bahwa maskan itu selalu benar, yang lain salah. Otak kita jadi punya standar sendiri tentang makanan, yang tidak mirip dengan masakan Ibu, pasti tidak enak. Opor ayam buatan Ibu saya, yang waktu kecil jadi salah satu menu favorit (disebut favorit karena jarang saja, sesuai poin satu), setelah saya merantau, akhirnya saya tahu kalau opor yang asli itu bukan begitu rasanya, tapi tetap saja Opor Ibu saya tidak kalah enak dengan opor sesungguhnya.
Jadi, sugesti belakalah jikita masih merasakan masakan Ibu lebih enak. Hargailah masakan Istri dan berhenti membandingkan masakan keduanya. Keduanya didasari oleh keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi orang terkasih.
Untuk para istri, tidak usah berkecil hati, jika Anda merasa suami Anda kurang menghargai jerih payah Anda, dia hanya tidak sadar saja, toh Anda juga akan menjadi Ibu, yang masakannya dirindukkan oleh anak-anak Anda kelak
Untuk para Ibu, semoga selalu kuat, sehat, dan bahagia meskipun anak-anak Anda sudah tidak membersamai Anda lagi. Doakan kami agar selalu mampu berbakti
Komentar