Berhenti menggunakan tusuk gigi

Bukan, ini bukan tentang efek samping penggunaan tusuk gigi. Saya bukan orang medis yang punya kapabilitas untuk menjelaskan hal-hal seperti itu. Ini tentang pengalaman saya saat berada di tempat umum.

Suatu senja, selesai salat Magrib, saya dan istri pergi ke sebuah tempat makan. Di tempat itu dijual berbagai macam makanan seperti ayam goreng, ikan bakar, tahu, tempe, dan sejenisnya. Saat menunggu pesanan disiapkan, di meja seberang tampak sebuah keluarga kecil. Sang ayah dan ibu sedang menikmati hidangan sambil sesekali berbincang. Anak mereka yang masih dalam usia bermain tampak asyik memainkan tusuk gigi yang ada di wadahnya.

Di tengah-tengah ia bermain dengan tusuk gigi itu, tiba-tiba wadahnya jatuh—praakkk—semua tusuk gigi yang awalnya rapi berkumpul menjadi berserakan. Jatuhnya bukan hanya ke atas meja, tapi juga ke lantai, sejajar dengan sandal dan sepatu yang dikenakan. Di sinilah masalahnya. Sebenarnya, anak itu bermaksud baik—ia berinisiatif mengumpulkan kembali tusuk gigi ke tempat asalnya. Tapi sayangnya, tidak ada pencegahan atau tanggapan dari orang tuanya. Pelanggan berikutnya tentu tidak akan tahu apa yang telah terjadi pada tusuk gigi tersebut.

Di lain waktu, kami berencana makan siang di luar. Kali ini kami memilih bakso. Saat sedang menunggu pesanan, tiga orang ibu-ibu tampak asyik bercengkerama. Di antara mereka, ada satu anak perempuan. Sambil sesekali memperhatikan para ibu berbicara, anak itu juga tampak memainkan tusuk gigi. Kali ini memang tidak sampai jatuh ke lantai, tapi saya melihat anak itu berulang kali mengeluarkan dan memasukkan tusuk gigi dari dan ke dalam wadahnya.

Jadi, pertanyaannya:
Apakah Anda masih ingin menggunakan tusuk gigi yang tersedia di atas meja itu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Melihat Password yang tersimpan di Toad For Oracle

Ibu Rumah Tangga